3.1.13

Hidayah Tanpa Lisan


Disuatu pagi yang cerah.

“Hahahha…kali ini aku pasti menang lagi. Lo jangan merasa akan berhasil ngalahin gua..” terdengar suara seseorang dari dalam sebuah rumah yang tidak begitu bagus pondasinya.

“Sial…duit gua habis semua.” Cetus satunya lagi.

Mereka tampaknya sedang melakukan aktivitas yang terlarang.Jelas saja, mereka sedang bermain judi,di tambah lagi minuman keras(khamar).Sungguh perbuatan yang sangat dilarang oleh agama Islam.
Mereka kelihatannya sedang meributkan tentang siapa yang akan menjadi pemenangnya dalam permainan kali ini.Seorang laki-laki bertubuh gagah dan wajah yang lumayan tampan dengan pakaian acak-acakan,tampak begitu berambisi untuk menang.Sekali-kali ia mengisap rokoknya,dan menghembuskannya.Tiba-tiba dia berteriak..

“Gue menang…hahahhaha.gue menang lagi Roy…”

“Ahh,,,”keluh teman-temannya.

Mereka sangat kesal atas kemenangan pemuda itu.Pemuda yang ternyata bernama Andi.Tampaknya, dia bukan pemuda baik2,kelakuannya sering sekali membuat resah warga sekitar.Sejak seminggu yang lalu dia dan Genknya menetap didesa itu, di sering membuat ulah dan kegaduhan dimana-mana.Tapi tidak ada yang berani untuk melarangnya.Selain karena badannya yang besar, dia juga punya kelompok –kelompok preman.Kerjanya setiap malam mabuk,mabukan.Judi, dan suka menggoda gadis-gadis desa.Sangat memprihatikan hidupnya,Jauh dari agama, dan tidak punya tujuan akhirat yang jelas.entah apa yang ada dibenak pemuda 25 tahun itu.

Kali ini dia menang judi lagi.Seperti biasa dia akan traktir teman-temannya.Ada juga sisi baik laki-laki itu, tapi…apalah artinya berbagi dengan sesuatu yang haram.Ibarat kata, jika biji buah mangga busuk yang kita tanam, pasti tumbuhnya juga akan busuk.Itulah yang saat ini banyak disalah artikan oleh orang2, berpuasa,tetapi aurat terbuka, sholat,namun tiap malam minggu keluar dengan yang bukan muhrimnya, naik haji,tetapi mngunjing orang lain.dan membayar zakat,tetapi dengan hasil korupsi dan mencuri.Astaghfirullah…

Pemuda itu sudah keluar dari rumah perjudiaannya,dia terus mengibas ngibaskan uang hasil judinya.Sesekali dia tersenyum-senyum sendiri.Dan disaat dia sedang mengibas-ibaskan uangnya,tiba-tiba lewat seorang wanita muda mengenakan jilbab merah muda,dan kerudung juga merah muda,namun warna kerudungnya,lebih pudar dibandingkan warna jilbabnya.Dia sangat cantik.Wajahnya memancarkan cahaya ilahi,sepertinya wajah itu tidak pernah lepas dari air wudhu,dan sujud pada ilahi Robbi.Dia bagaikan bidadari dunia.Dia Muslimah yang sholehah.

Andi terpana melihatnya.Lalu dia bergegas memanggilnya.

“Hai tunggu..”

Yang dipanggil tidak menoleh.Dia terus berjalan.Gadis itu membawa keranjang penuh kue dan nasi bungkus.Andi geram karena sapaannya tidak digubris sama sekali.Dia berlari menghampiri wanita itu.Dengan nada kesal dia mengocegah didepan wanita itu.

“Heh,,lo bude’ ya,Gue panggil gak nyahut.Lo gak tau gue siapa?? Gue orang paling ditakuti didesa ini.Kalau lo gak mau ada masalah apa2,lo jangan buat gue keseel,ngerti lo.”Bentaknya pada gadis itu.

Tapi wanita itu malah tersenyum.Dan menunjukkan kue-kue nya.Andi bingung.Dia tambah geram karena si gadis tidak takut pada gertakannya,dia malah tersenyum.Kemudian wanita itu menggelengkan kepalanya.Dan bangkit,lalu pergi meninggalkan sejuta tanya dibenak Andi.Andi tercengang.Dan berlari lagi mengikutinya.Sambil bertanya tanya.

“Lo,jangan sombong jadi cewe’,Gue bisa buat hidup lo susah.Ga’ paham apa Lo??”

Wanita itu tersenyum lagi…Andi semakin gila dibuatnya.Wanita itu berlalu lagi.Andi semakin geram dibuatnya.

Dia terus melihat gadis itu yang sudah jauh darinya.Orang-orang datang menhampiri gadis itu untuk membeli kue-kuenya.Sesudah diberi uang,pembeli-pembeli itu pun pergi,Tiadak ada yang berbicara.Andi mengerutkan keningnya.”Gila” itulah yang dia ucapkan sebbelum berbalik arah dan berlalu.

Suara adzan berkumandang.Sungguh merdu dan membuat hati tenang mendengarnya.Allah sedang memanggil hamba-hambanya untuk sujud pada-Nya.Layaknya seorang kekasih yang meminta kekasihnya untuk menemuinya.Karena rasa cinta dan rindunya.

Seorang wanita yang sejak pagi tadi keliling membawa dagangannya tampak kelelahan dan memutuskan untuk pulang kerumah.Namun dia tidak tahu bahwa diperjalanan pulang, dia diikuti oleh seseorang.Seseorang dengan gaya ugal-ugalan,tidak lain dan tidak bukan adalah Andi.Tampaknya dia masih sangat penasaran dengan gadis berkerudung itu.Seumur hidup,mungkin baru kali ini dia dicuekin kaya tadi pagi.Dan kali ini,dia harus berhasil membuat wanita itu buka mulut.

Gadis itu sudah sampai di rumahnya.Rumah yang sangat sederhana dan tampaknya tidak ada barang yang berharga.Hanya ada sebuah dipan beralaskan tikar tua.Sebuah meja,buku dan disampingnta Al-Quran.Mukena,sajadah,dan tasbih yang tergantung rapi.begitu sampai didepan pintu, wanita itu langsung disambut oleh seorang wanita tua,dan 2 orang anak-anak satu perempuan dan satunya lagi laki-laki.usia mereka mungkin berkisar antara 10 atau 11 tahun.Andi terus memperhatikan wanita itu.Kali ini dia hanya gerakan tangan.Seperti bahasa isyarat.Andi semakin bingung.Dan dia memutuskan kembali setelah wanita itu masuk kedalam rumahnya.

Diperjalan kembali,dia bertemu dengan Roy,lawan judinya semalam.

“Hai bro, dari mana Lo??mentang-mentang baru menang judi, Lo maen ngilang-ngilang aja.”sapa Roy.

“Gue tadi lagi nyari tau sesuatu,dan gue rasa Lo pasti tau.?”tanya Andi.

“Apa itu Bro?”

"Gini Roy, Lo kan dah lama ne tinggal disini,nah gue mau tanyak sama Lo.Lo tahu gak cewe' yang tinggal dirumah itu" Tunjuk Andi kearah rumah gadis berkerudung merah muda itu.

"Oh, tau dong.Emang kenapa sih?"

"Gini Roy..Gue heran aja.Dia kok gue ajak ngomong gak mau jawab yaa?? pertama kali gue jumpa dia,dia senyum aja,dua kali jumpa dia masih juga senyum,bahkan ketiga kalinya gue hampirin,dia masih aja senyum2,,
bahkan setiap kali bertemu,dia juga hanya senyum2..…dia bisa ngomong gak siiihhh…???”

“hahhaha,,” Roy tertawa…"sini,,gue bakal kasih tau Lo.." ajak Roy
Andi bingung juga dibuat oleh temannya.Lalu Roy menepuk nepuk bahu Andi.Sambil menyebut-nyebutkan namanya.
“Friend, jelas aja omongan Lo gak dijawabnya.Dia kan gak bisa ngomong.” Roy tertawa geli..
“Ntar,,ntar ..ntar..maksud Lo,…. Dia…. Bisu??” tanya andi.
Roy Cuma ngangguk.Andi melihat lagi kerumah gadis itu.semacam ada kasian dihatinya.Yaah,walaupun dia seorang yang lalai dalam masalah agama, setidaknya dia bukanlah srigala yang tidak punya belas kasian kepada orang lain.
“Namanya Asma.dia penjual kue keliling.Dia bisu sejak kecil.Tapi dia juga pintar menulis bahasa arab juga bahasa indonesia.kalau Lo mau ngomong ama dia, Lo mesti pake bahasa Isyarat.Kaya gini..” Roy memperagai gerakan tangan nya.lalu dia tertawa sendiri.
“Sayang banget ya, padahal dia cantik banget..”Andi seperti terlena dengan kata-katanya.
“heh, kalau Lo mau dekat ama dia.Lo mesti jadi dulu kaya Uje.”Saran Roy dengan nada ngejek.
“Uje??” tanya Andi.
“Iya, Uje ..Ustadz Jefry,,ahahhaha…Assalamu’alaikum?? “Roy mengolok-oloki Andi.
“Sialan Lo.”Mereka kemudian berlalu meninggalkan temapat itu,karena Andi harus menepati janjinya untuk mentraktir teman-temannya.
Azdan berkumandang lagi.Maghrib menyapa.Semua aktivitas terhenti.Manusia harus bangkit untuk menemui Robb-nya lagi.Seorang wanita bangkit dari duduknya, dan bergegas untuk mengambil wudhu.Selesai Wudhu dia sholat.Dan membaca Al-Quran tanpa lisan.Asma.itulah nama gadis itu.Seorang wanita usia 23 tahun,yang menderitar bisu. Bisu, tunawicara, atau gangguan bicara adalah ketidakmampuan seseorang untuk berbicara. Bisu disebabkan oleh gangguan pada organ-organ seperti tenggorokan, pita suara, paru-paru, mulut, lidah, dsb. Bisu umumnya diasosiasikan dengan tuli. Dan itulah yang dialami oleh Asma.Tapi meskipun dia cacat, dia sangat pintar menulis dalam bahasa indonesia dan arab,Asma ialah gadis yang taat beribadah,senantiasa menutupi bagian tubuhnya yang wajib ditutupinya, dan ramah kepada siapa saja.Asma memang terlahir cacat, namun dia tidak pernah merasa tidak sempurna, karena dia memiliki sesuatu yang belum tentu ada pada wanita lain dizaman sekarang ini, yaitu keimanan yang kuat kepada Allah,Tuhan semesta alam.
Asma slalu ingin hidupnya berarti bagi siapapun.Dia juga tidak memilih milih dalam bergaul dengan orang lain.meskipun wanita-wanita didesa itu umumnya tidak berpakaian sepertinya, namun Asma selalu beranggapan, bahwa semua itu cukup, yang Maha Kuasa yang menilainya.Seseorang yang saat ini kita lihat buruk,belum tentu selamanya ia akan buruk,mungkin suatu hari nanti,dia akan menjadi yang lebih baik dari kita.Dan kita, belum tentu sekarang baik,dapan mempertahankan apa yang saat ini kita jalani.Karena sesungguhnya, “mempertahankan itu jauh lebih berat, dari pada mengubah”.Untuk berubah, hari ini mungkin semua orang bisa, tetapi saat ia mempertahankan perubahan itu, hanya sebagian kecil yang mampu.Karena keimanan, ibarat grafik yang bisa naik, dan turun kapan saja.Bukankah Allah sendiri,suka membolak-balikkan hati manusia.Dia suka menguji kita dengan hal-hal yang mampu menggoyah keimanan hati kita.Dan tidak sedikit didunia ini, seorang pelacur yang mati diatas sajadahnya, atau seseorang yang taat mati bunuh diri.karena itu, hiduplah untuk Allah, jika kita mampu hidup untuk Allah, maka kita mampu menyeimbangi pikiran kita, bahwa hidup…hanya untuk Allah,dan insya’ Allah, kita tidak akan salah melangkah,karena tujuan utama adalah Allah.Bukan sekedar ingin dilihat sempurna oleh manusia, atau ingin sekedar terlihat hebat oleh dunia.
Pagii sudah menyapa.Sinarnya menerangi setiap sudut belahan bumi yang terkena pancaran sinarnya.Asma sudah siap-siap untuk berjualan,Semalam selesai membuat kue dengan ibunya, Asma langsung tidur.dan bangun jam 5 subuh.Memang melelahkan,tapi Asma terlihat senang melakukannya.Ibunya memberi isyarat..(*kalau uda lelah,pulang aja yaa??).Asma menganggungkan kepalanya.
Dia melangkah keluar rumah, sepanjang jalan dia hanya tersenyum,senyum keikhlasan.Tidak ada yang lebih baik bukan dari keikhlasan,Bahkan Surga juga hanya untuk orang-orang yang ikhlas.Sholat,jika hanya karena orang tua,maka tidak diterima, berkerudung jika hanya karena tuntutan sekolah, atau kantor, maka tidak berpahala.begitu juga lainnya.
Asma terus melangkah, menyusuri setiap jalanan desa.Sementara Andi, terus terdiam teringat akan kata-kata teman-temannya semalam,saat dia sedang mentraktiri sahabat-sahabat premannya makan bakso.
“Eh, gue denger cewe’ cantik penjual kue itu,kaga’ bisa ngomong ya..”cetus salah satu dari mereka.
“iyaa, kasian banget yaa, untung bukan gua yang terlahir kayak begitu..hahahha..”ejek satunya lagi sambil tertawa.
Mulai saat itulah, Andi terus dibayangi oleh wajah Asma.Senyumnya.Tawanya,bahkan diamnya Asma.Wanita itu seakan menyimpan sejuta cahaya dari setiap tatapan matanya.Entah perasaan apa itu, Andi sendiri sulit untuk menafsirkannya.Tapi yang pasti, Andi sedikit bergetar hatinya dan rasa menggebu-gebunya untuk bertemu lagi dengan Asma semakin besar,namun kali ini, bukan keinginan sekedar menganggu Asma, tapi lebih kepada perasaan hati,bukan nafsu.Karena itulah, pagi itu Andi menemui Asma,ditempat yang biasa dilewati oleh Asma.
Asma menghentikan langkahnya saat Andi sudah berdiri dihadapannya.Andi mengeluarkan secarik kertas.Dan menulisnya.Mereka komunikasi lewat tulisan.
“Aku Andi”
“Asma”
“Sudah lama berjualan?”
“sejak Ayah ku meninggal”
“Apakah aku boleh bertanya sesuatu?”
“Apa?”
“Tolong ajari aku masalah agama dan arti hidup yang sesungguhnya.”
“Maaf, saya harus kerja,nanti kesiangan.”
Asma mengembalikan kertas itu Andi.Dia bangkit dan pergi meninggalkan Andi…


Andi terus memandangi Asma yang berlalu dihadapannya.Adakah yang tahu apa yang dirasakan oleh lelaki itu.Seorang pria yang menghabiskan hidupnya selama ini, dengan penuh tingkah laku maksiat.Semua bentuk kemaksiatan bahkan sudah pernah dia rasakan.Mungkin hatinya benar2 terketuk untuk kembali kepada-Nya.
Siang mulai hadir secara perlahan..suara belum terdengar.Asma berhenti sejenak untuk sekedar melepaskan lelah.Peluhnya menetes dikening dan mengalir diwajahnya yang putih bersih penuh cahaya itu.Kecantikan Asma begitu alami.Bukan sekedar kecantikan polesan kosmetik semata..tetapi juga kecantikan hati dan budipekertinya sangat jelas melukiskan bahwa air wudhu pada wajahnya selalu menyiraminya.Asma tidak seperti gadis2 lainnya.Meskipun dia bisu, tetapi dia selalu optimis pada kenyataan hidup.Mungkin bisu jauh lebih baik bagi seorang perempuan seperti Asma, dari pada bisa berbicara, tapi lisannya digunakan hanya untuk menghina, memaki atau mengunjingi orang lain.
Asma menyeka peluhnya.Tiba-tiba iya terkejut dengan darah yang mengalir dari hidungnya.Darah segar yang menetes perlahan dari kedua lubang hidungnya.sedikit terasa perih.Darah itu terus menetes hingga mengenai kerudungnya.Asma cepat2 menyekanya.Dia bergegas pulang kerumah.Setengah berlari-lari kecil.Ditengah jalan dia bertemu dengan Wati.Sahabat Asma yang juga tetangganya.
Wati heran melihat Asma yang berlari-lari.Dia mengikuti Asma dari belakang sampai kerumahnya.
Didepan pintu ibu sudah menunggu Asma.
“Kamu kenapa (*bahasa isyrat)” Tanya ibu.
“Gak tau,tiba2 keluar darah(*bahasa isyarat)”Jawab Asma.Dia langsung berlari kekamar mandi untuk membersihkan hidungnya.Suara adzan berkumandang.Asma sekalian mengambil air wudhu untuk sholat dzuhur.
Sementara disebuah warung kopi.Seorang laki2 yang terkenal sangat ditakuti dan kejam, sedang duduk di kursi sambil menikmati secangkir kopi panas.Laki-laki yang sedang memikirkan tentang wanita yang baru dilihatnya tadi.”Dia bisu, dan terlahir dengan begitu berat kekurangannya, tapi dia begitu meyakini akan kebahagiaan disisi Tuhan, dia sama sekali tidak marah pada Tuhan, akan kekurangan yang sudah Tuhan berikan,sementara aku…aku sempurna,,tapi aku begitu membenci Tuhan,hanya karena kedua orang tuaku bercerai,Apakah aku tidak sudah keterlaluan.Bagaimana jika yang gadis itu alami , aku alami?? Bagaimana,jika seandainya aku lahir cacat dan tidak seperti saat ini?? Apakah aku terus larut dalam hidup seperti ini??Ah, aku tidak tahu.lalu bagaimana aku harus merubah hidup seperti ini,menjadi seperti hidup gadis bisu itu??>” Andi membatin.
Tidak lama waktu terus berlalu..
Detik berganti menit,menit pun berganti jam, dan jam berganti hari.Sudah beberapa hari ini Andi tidak melihat gadis itu.Yang tidak lain adalah Asma. Andi tidak tahu harus mencari kemana, selain rumah Asma.Dan sore itu dia memutuskan untuk mendatangi rumah Asma.Dan saat dia sudah sampai didepan pintu rumah Asma,dia mengetuk perlahan.Dan terdengar suara orang berjalan membukakan pintu.Setelah pintu dibuka,ibu Asma sangat terkejut melihat Andi berdiri didepannya.
“Ada apa yaa??”
“Mhm,,,Asma ada tidak?” Andi berbalik bertanya.
“Maaf ya mas, tolong jangan ganggu anak saya, dia sedang sakit.Saya mohon,jika anak saya ada salah,tolong dimaafkan,” Ibu Asma sedikit memohon.Andi heran dibuatnya.Niat kedatangannya hanya ingin bertemu baik2 siapa yang mau menyakiti?? Pikirnya.Mungkin karena pakaiannya,sehingga ibu Asma menjadi takut.
“Tidak bu, saya datang kesini,Cuma mau jumpa sama Asma aja kok,gak ada niat macem2,,suer deh..”Jawab Andi meyakini ibu asma.
Ibu Asma menatap Andi dalam-dalam.Tampaknya wanita tua itu sedikit tidak yakin akan jawaban Andi.
“Baiklah,,tunggu sebentar ya..”kata Ibu Asma.
Andi duduk didipan didepan rumah Asma.Tidak lama Asma keluar.Wajahnya sangat pucat sekali.Andi sangat terkejut melihatnya.Wajahnya, hampir menyamai warna kerudungnya.Dia memakai jilbab biru.dan kerudung putih.Asma duduk disamping Andi didampingi oleh ibunya.Andi mengeluarkan sebuah buku.Kemudian dia menulisnya.
*Aku mau belajar sesuatu darimu,boleh tidak??
Andi memberinya kepada Asma.Lalu Asma melihat kepada Andi.Dan menulis juga dibuku itu.
*Apa yang mau kamu pelajari dari aku??
Asma balik bertanya.Andi menulis lagi.
*Tentang agama Islam.Aku sudah lupa banyak tentang agama ,sejak kedua orang tuaku bercerai.
*Kenapa tidak belajar kepada ustadz saja.Ilmu agama saya masih sedikit.
*Karena aku melihat pintu aku untuk kembali itu ada didirimu.aku tahu,mungkin aku tidak pantas untuk meminta ini darimu.Tapi apakah jika ada orang yang meminta kebaikkan dari kita, maka kita menyuruhnya untuk mencarinya dari orang lain.?? Tapi jika kamu tidak mau,yah,,tidak apa.
*Lalu aku harus bagaimana??
*Ajari aku untuk menjadi muslim yang semestinya.Bagaimana??
Asma melihat kepada Ibunya.Ibunya menganggungkan kepala.Dan mengatakan kepada Andi.
“Maaf ya, tapi apa kamu ini gak merasa kesulitan belajar dengan dia.Dia ini tidak bisa berbicara .Jika kamu tidak bisa bahasa isyarat,yah,,seperti ini,kamu harus berkomunikasi secara tulisan dengannya.”
“Tidak masalah bu, lagian saya juga lama lama akan mengerti cara berbicara dengan bahasa isyarat.
“Tapi..kenapa harus dengan Asma ya, kamu minta diajarkan masalah agama?”
“Karena saya merasa ,Cuma Asma yang mengerti tentang saya.Pertama saya lihat dia,saya merasa seperti ada perasaan yang berbeda dihati saya.dan sejak melihat Asma, saya merasa sadar bahwa saya sepertinya sudah menjadi manusia yang melampaui batas.Saya tidak ada niat apa2 kok bu, ini saya lakukan semata2 hanya karena saya ingin tahu, apa yang membuat Asma bisa begitu optimis dalam menerima hidupnya.Sedangkan saya yang sempurna saja,tidak bisa melakukannya.”Jelas andi.
Ibu Asma melihat asma yang terus menunduk,dan mengelus eluskan tangannya dikepala Asma.Ada sedikit kebanggaan dihati wanita tua itu.Dia merebahkan kepalanya kesamping kepala Asma.Dan menangis.Asma yang tidak dapat mendengar apa2,hanya tersenyum senyum saja.
“Sejak usia 14 tahun, asma sudah ditinggalkan oleh ayahnya.Dan sejak itulah ibu tahu bahwa Asma memiliki jiwa yang besar.Tidak sedikitpun dia menangisi kepergiaan ayahnya.Dia justru menguatkan ibu yang terus tidak dapat menahan air mata.Adik2nya saat itu masih kecil-kecil dan ibu tidak tahu harus membiayai kehidupan kami seperti apa.Sejak itu, Asma mulai berjualan .Dia tidak pernah mengeluh sedikitpun.Dia juga tidak pernah lalaikan kewajibannya sebagai seorang muslimah.Ibu tidak pernah mengajarinya berkerudung, tapi ibu juga tidak tahu dari mana ia tahu, akan kewajiban seorang muslimah menutup auratnya,dia juga belajar membaca dan bahasa Arab disurau bersama guru ngajinya sejak kecil.Dia anak ibu yang sangat ibu banggakan.” Cerita ibu Asma tentang putri kebanggaannya.
Andi semakin tersentuh hatinya,”Di ujung desa seperti ini,masih ada sebongkah permata hidup rupanya.Seorang gadis muslimah yang sangat sholehah.Sementara,sejak ia tinggal dikota besar banyak wanita cantik yang menggairahkan,tetapi tidak dapat menyejukkan hati jika dilihat,Tapi Asma,dia sangat berbeda,Dia sangat luar biasa.Dia bidadari dunia.Meskipun dia terlahir tanpa Lisan,tapi dia sudah berbicara dengan hidayah yang ia ketuk kepintu tang sudah lama tidak terbuka oleh ku”.Andi membatin lagi…
Mulai saat itulah, Andi terus mempelajari tentang apa yang diajari oleh Asma, seperti Sholat dengan sempurna , dan cara bergaul dengan sesama.Andi sempat menanyakan kepada Asma, kenapa Asma selalu tersenyum sekalipun dalam keadaan lelah.Dan Asma mengatakan bahwa…Rasulullah senantiasa mengajari kita untuk memberikan ekspresi wajah terbaik kepada saudara-saudara kita yaitu seperti senyuman, dan juga senyum itu adalah sedekah…

Andi juga mulai meninggalkan kebiasaan buruknya mabuk-mabukan ,berjudi, atau mengganggu orang lain.Dan saat semua itu ia tinggalkan, seperti ada satu kesejukkan didalam batinnya.Hidupnya seakan penuh dengan butiran salju.Apa yang didengar,dilihat olehnya semua mengingatkannya kepada Allah, baik itu sesuatu yang indah, maupun sesuatu yang tidak indah.Allah Maha Pencipta segalanya.Termaksud Allah sudah menciptakan seorang hamba-Nya yang begitu indah bak bidadari Surga yang digambarkan didalam Al-Quran, bermata bening dan terjaga kesuciannya,,tidak pernah disentuh oleh manusia juga tidak jin..begitu firman Allah.

Saat ini, Andi sudah berdiri didepan Asma.Asma mengeluarkan sebuah buku seperti biasa..lalu dia menulis dibuku itu.

*Asma mau bertanya sesuatu,boleh?
Andi mengambil buku itu lalu tersenyum.

*Tentu.Apa itu?
Asma menulis lagi.

*Kak Andi berubah untuk siapa?

*Maksudnya??

*Maksudnya..Kak Andi Berubah karena apa??

*Karena kakak tersentuh dan ingin seperti Asma..

Asma menggelengkan kepalanya..
Andi mengerutkan keningnya.Dia merasa heran,mengapa Asma menggelengkan kepalanya.

ASma menulis lagi.

*Jadi kakak berubah karena Asma??
Gadis cantik itu kembali bertanya.Andi tersenyum.dan mengangguk.

Asma menulis lagi..

*Sekarang Asma tanya,jika semisalnya suatu hari nanti Asma pergi dari hidupkakak,yaitu pergi dan tidak untuk kembali lagi,apa kakak akan kembali seperti dulu lagi???
Andi terdiam.Dia melihat Asma.Gadis itu kembali membuat dia terpukau,tapi kali ini terpukaiu dalam kecemasan dan ketidak relaan,bagaimana kalau itu terjadi.

Andi menulis.

*Kenapa Asma berkata seperti itu..??

*Kak..jika kita ingin sesuatu yang ada pada diri dan hidup kita, landaskanlah semua itu karena Allah semata.Jika kita melandaskannya kepada yang selain Allah maka semua itu akan sinar seiring dengan sirnanya landasan kita itu.Asma mau,,kakak melandas semua perubahan didalam diri kakak karena Allah semata bukan karena kakak kagum pada seseorang atau teropsesi pada sesuatu.

Andi terdiam lagi.Andi hanya dapat mengangguk kan kepalanya.Asma memang luar biasa.pikirnya.
Cuaca siang itu masih sama seperti hari hari yang dulu.Panas, gersang.Dari jauh terlihat seorang wanita berjalan dengan membawa sebuah kerangjang. Peluh membasahi wajahnya yang bercahaya.sekali-kali iya menyeka keringatnya dengan kerudungnya. Tapi saat yang kesekian kalinya ia menyeka peluhnya dengan kerudungnya, ia melihat kerudungnya merah ..Asma sangat terkejut,tampaknya cuaca panas telah membuat wanita itu mimisan lagi.Asma sedikit heran, mengapa akhir-akhir ini dirinya sering sekali mengeluarkan darah segar dari hidung.Perih dan seperti menyesakkan dada.

Asma terus melangkah.Kumandang azan sudah terdengar.Waktunya semua umat muslim yang waktu sholatnya telah tiba untuk bangkit dari duduknya menghadap kepada Sang Rahman.Dari suatu masjid, terdengar kumandang suara azan.Suara muazin itu seperti dikenali oleh semua penduduk desa.Orang-orang yang ada diwarung kopi, Roy sahabat masa maksiatnya Andi.Petani-petani desa.Wanita dan ibu2 yang sedang memasak didapur, semua seakan terpukau pada suara muazin,lantunan setiap lafaz azannya begitu menyentuh.Asma yang tidak bisa mendengar apapun terus berlalu melewati masjid yang sedang mengumandangkan azan nan merdu itu.Dia tidak dapat mendengar apa-apa.Dan dia juga tidak dapat mendengar bahwa yang azan itu tidak lain adalah Andi.Seorang preman yang insaf sejak mengenal sosok dirinya…Akankah semua dapat didengarnya, sekalipun dengan hati.Tapi sayang,,tidak sama sekali.

*Kamu sudah pulang??Ya ampun kamu mimisan lagi.
Kata ibunya sesampainya Asma dirumah.Dengan bahasa isyarat.

Asma hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum pada ibunya.Dia memberikan ibunya hasil berjualan.Hari ini dagangannya laris semua.Ibu mengambil uang dari Asma,dan memeluknya.Ibu juga menyuruh Asma untuk membersihkan pakaiannya yang terkena darah.


Iqamah sudah terdengar,,,saatnya orang-orang sholat berjama’ah.Andi berdiri disaf paling depan dibelakang imam.Dengan pakaian sholatnya berwarna putih dan celana hitam.Tidak ada lagi rante-rante dan anting ditubuhnya sejak Asma melarangnya untuk mengenakan arsesoris wanita,Asma mengatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda,bahwa Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, atau wanita yang menyerupai laki-laki.Misalnya laki-laki memakai gelang, anting dan sebagainya yang merupakan perhiasan wanita,dan wanita yang seperti laki-laki.misalnya wanita yang tidak menutup aurat.Memakai jeans , celana ketat, baju oblong keluar rumah atau didepan yang bukan mahramnya.Dan berkelakuan seperti laki-laki.Asma benar-banar sudah menjadi jalan hidayah masuk kedalam kehidupan Andi.Sekalipun Hidayah itu,,tanpa lisan.


Sementara itu dirumahnya Asma keluar dari kamar mandi dengan sangat lesu.Kepalanya terasa berat,Ibu melihat asma berjalan tergopoh-gopoh..

“Kenapa nak, ??”tanya ibunya.Ibu Asma sudah tua,tidak sanggup lagi menahan Asma yag semakin rebah ketubuhnya.Merekapun jatuh didepan pintu kamar mandi.Ibu Asma terus memanggil Asma.Tapi Asma tidak kunjung bangun.Ibunya menangis sejadi-jadinya, sambil terus menggoyang goyangkan tubuh Asma yang sudah mulai mendingin.Wajahnya mulai pucat.Air wudhunya masih terasa dingin ditubuhnya.Ibu menyadari semua perubahan itu pada putri kebanggaannya,Kedua adik Asma duduk didekat ibu mereka.Ibu Asma menyentuhkan jari telunjukkan ke hidung Asma dengan perlahan.Tidak ada lagi helaan nafas,dia meraba dada Asma,tak ada detankan,terakhir ibunya menyadari,bahwa Asma sudah pergi kembali kepada Allah.

“Asmaaaaaaaaaaaaaaa……” jerit ibunya.

Wati sahabat Asma yang kebetulan lewat dekat rumah Asma,mendengar jeritan itu dan mendatangi rumah Asma.Dia sangat terkejut melihat Asma sudah tergeletak pucat dipangkuan ibunya.Airmata Wati jatuh mengalir deras.Sahabat terbaiknya sudah pergi.Pergi untuk menemui kehidupan yang sejati.Adakah yang lebih indah daripada bertemu Tuhan??Mungkin jawaban “Tidak” hanya dimiliki oleh orang2 seperti Asmalah..

Wati berlari keluar rumah Asma.Dia melihat orang-orang yang sudah mulai keluar masjid.

“Tolong….toloooongg..”jeritnya.
Orang-orang melihat kearahnya.Lalu salah satu dari mereka bertanya kepadanya mengapa dia berlari-lari.Wati menceritakan semuanya kepada orang-orang tentang Asma.Andi yang juga mendengar hal itu, langsung berlari menuju rumah Asma.Sesampainya disepan pintu rumah Asma.Andi sudah meneteskan Airmata.Seseorang sedang terbaring rapi diatas dipan,kepalanya dibaluti ketudung putih.Tubuhnya ditutupi kain panjang.dan wajahnya di tutupi selendang putih transparan.Andi mendekatinya dengan berjalan perlahan.Lalu membuka selendang itu.Ibu Asma masih menangis..kedua adiknya juga menangis.Andi masih terdiam tanpa kata.Dia melihat ibu Asma dan adik-adiknya. Kemudian dia terduduk menyentakkan tubuhnya didipan.Lalu menengadahkan kepalanya kelangit.dari jauh dia melihat orang-orang berjalan seakan begitu pelan.Waktu seakan tidak bergerak lagi.Detik seperti terhenti.Dari jauh dia melihat Asma…dengan gamis putihnya,dan kerudung putihnya…tersenyum…Andi bangkit,dan membalas senyum itu…

“Kamu mau kemana???..”tanyanya pada Asma…tapi kali ini dia tidak lagi hanya tersenyum,tapi dia berbicara.

“Asma mau pulang kakak, Allah uda manggil Asma.Nanti kita bertemu disana lagi ya kakak.Asma akan tunggu kakak.Asma pergi ya kakak.Assalamu’alaikum”…

“Wa’alaikum salam”.Andi tersenyum.


TAMAT.