Disuatu pagi yang cerah.
“Hahahha…kali ini aku pasti menang lagi. Lo jangan
merasa akan berhasil ngalahin gua..” terdengar suara seseorang dari dalam
sebuah rumah yang tidak begitu bagus pondasinya.
“Sial…duit gua habis semua.” Cetus satunya lagi.
Mereka tampaknya sedang melakukan aktivitas yang
terlarang.Jelas saja, mereka sedang bermain judi,di tambah lagi minuman
keras(khamar).Sungguh perbuatan yang sangat dilarang oleh agama Islam.
Mereka kelihatannya sedang meributkan tentang siapa
yang akan menjadi pemenangnya dalam permainan kali ini.Seorang laki-laki
bertubuh gagah dan wajah yang lumayan tampan dengan pakaian acak-acakan,tampak
begitu berambisi untuk menang.Sekali-kali ia mengisap rokoknya,dan
menghembuskannya.Tiba-tiba dia berteriak..
“Gue menang…hahahhaha.gue menang lagi Roy…”
“Ahh,,,”keluh teman-temannya.
Mereka sangat kesal atas kemenangan pemuda
itu.Pemuda yang ternyata bernama Andi.Tampaknya, dia bukan pemuda
baik2,kelakuannya sering sekali membuat resah warga sekitar.Sejak seminggu yang
lalu dia dan Genknya menetap didesa itu, di sering membuat ulah dan kegaduhan
dimana-mana.Tapi tidak ada yang berani untuk melarangnya.Selain karena badannya
yang besar, dia juga punya kelompok –kelompok preman.Kerjanya setiap malam
mabuk,mabukan.Judi, dan suka menggoda gadis-gadis desa.Sangat memprihatikan
hidupnya,Jauh dari agama, dan tidak punya tujuan akhirat yang jelas.entah apa
yang ada dibenak pemuda 25 tahun itu.
Kali ini dia menang judi lagi.Seperti biasa dia
akan traktir teman-temannya.Ada juga sisi baik laki-laki itu, tapi…apalah
artinya berbagi dengan sesuatu yang haram.Ibarat kata, jika biji buah mangga
busuk yang kita tanam, pasti tumbuhnya juga akan busuk.Itulah yang saat ini
banyak disalah artikan oleh orang2, berpuasa,tetapi aurat terbuka, sholat,namun
tiap malam minggu keluar dengan yang bukan muhrimnya, naik haji,tetapi
mngunjing orang lain.dan membayar zakat,tetapi dengan hasil korupsi dan
mencuri.Astaghfirullah…
Pemuda itu sudah keluar dari rumah
perjudiaannya,dia terus mengibas ngibaskan uang hasil judinya.Sesekali dia
tersenyum-senyum sendiri.Dan disaat dia sedang mengibas-ibaskan
uangnya,tiba-tiba lewat seorang wanita muda mengenakan jilbab merah muda,dan
kerudung juga merah muda,namun warna kerudungnya,lebih pudar dibandingkan warna
jilbabnya.Dia sangat cantik.Wajahnya memancarkan cahaya ilahi,sepertinya wajah
itu tidak pernah lepas dari air wudhu,dan sujud pada ilahi Robbi.Dia bagaikan
bidadari dunia.Dia Muslimah yang sholehah.
Andi terpana melihatnya.Lalu dia bergegas memanggilnya.
“Hai tunggu..”
Yang dipanggil tidak menoleh.Dia terus
berjalan.Gadis itu membawa keranjang penuh kue dan nasi bungkus.Andi geram
karena sapaannya tidak digubris sama sekali.Dia berlari menghampiri wanita
itu.Dengan nada kesal dia mengocegah didepan wanita itu.
“Heh,,lo bude’ ya,Gue panggil gak nyahut.Lo gak tau
gue siapa?? Gue orang paling ditakuti didesa ini.Kalau lo gak mau ada masalah
apa2,lo jangan buat gue keseel,ngerti lo.”Bentaknya pada gadis itu.
Tapi wanita itu malah tersenyum.Dan menunjukkan
kue-kue nya.Andi bingung.Dia tambah geram karena si gadis tidak takut pada
gertakannya,dia malah tersenyum.Kemudian wanita itu menggelengkan kepalanya.Dan
bangkit,lalu pergi meninggalkan sejuta tanya dibenak Andi.Andi tercengang.Dan
berlari lagi mengikutinya.Sambil bertanya tanya.
“Lo,jangan sombong jadi cewe’,Gue bisa buat hidup
lo susah.Ga’ paham apa Lo??”
Wanita itu tersenyum lagi…Andi semakin gila
dibuatnya.Wanita itu berlalu lagi.Andi semakin geram dibuatnya.
Dia terus melihat gadis itu yang sudah jauh
darinya.Orang-orang datang menhampiri gadis itu untuk membeli
kue-kuenya.Sesudah diberi uang,pembeli-pembeli itu pun pergi,Tiadak ada yang
berbicara.Andi mengerutkan keningnya.”Gila” itulah yang dia ucapkan sebbelum
berbalik arah dan berlalu.
Suara adzan berkumandang.Sungguh merdu dan membuat
hati tenang mendengarnya.Allah sedang memanggil hamba-hambanya untuk sujud
pada-Nya.Layaknya seorang kekasih yang meminta kekasihnya untuk
menemuinya.Karena rasa cinta dan rindunya.
Seorang wanita yang sejak pagi tadi keliling
membawa dagangannya tampak kelelahan dan memutuskan untuk pulang kerumah.Namun
dia tidak tahu bahwa diperjalanan pulang, dia diikuti oleh seseorang.Seseorang
dengan gaya ugal-ugalan,tidak lain dan tidak bukan adalah Andi.Tampaknya dia masih
sangat penasaran dengan gadis berkerudung itu.Seumur hidup,mungkin baru kali
ini dia dicuekin kaya tadi pagi.Dan kali ini,dia harus berhasil membuat wanita
itu buka mulut.
Gadis itu sudah sampai di rumahnya.Rumah yang
sangat sederhana dan tampaknya tidak ada barang yang berharga.Hanya ada sebuah
dipan beralaskan tikar tua.Sebuah meja,buku dan disampingnta
Al-Quran.Mukena,sajadah,dan tasbih yang tergantung rapi.begitu sampai didepan
pintu, wanita itu langsung disambut oleh seorang wanita tua,dan 2 orang
anak-anak satu perempuan dan satunya lagi laki-laki.usia mereka mungkin
berkisar antara 10 atau 11 tahun.Andi terus memperhatikan wanita itu.Kali ini
dia hanya gerakan tangan.Seperti bahasa isyarat.Andi semakin bingung.Dan dia
memutuskan kembali setelah wanita itu masuk kedalam rumahnya.
Diperjalan kembali,dia bertemu dengan Roy,lawan
judinya semalam.
“Hai bro, dari mana Lo??mentang-mentang baru menang
judi, Lo maen ngilang-ngilang aja.”sapa Roy.
“Gue tadi lagi nyari tau sesuatu,dan gue rasa Lo
pasti tau.?”tanya Andi.
“Apa itu Bro?”
"Gini Roy, Lo kan dah lama ne tinggal
disini,nah gue mau tanyak sama Lo.Lo tahu gak cewe' yang tinggal dirumah
itu" Tunjuk Andi kearah rumah gadis berkerudung merah muda itu.
"Oh, tau dong.Emang kenapa sih?"
"Gini Roy..Gue heran aja.Dia kok gue ajak
ngomong gak mau jawab yaa?? pertama kali gue jumpa dia,dia senyum aja,dua kali
jumpa dia masih juga senyum,bahkan ketiga kalinya gue hampirin,dia masih aja
senyum2,,
bahkan setiap kali bertemu,dia juga hanya
senyum2..…dia bisa ngomong gak siiihhh…???”
“hahhaha,,” Roy tertawa…"sini,,gue bakal kasih
tau Lo.." ajak Roy
Andi bingung juga dibuat oleh temannya.Lalu Roy menepuk
nepuk bahu Andi.Sambil menyebut-nyebutkan namanya.
“Friend, jelas aja omongan Lo gak dijawabnya.Dia
kan gak bisa ngomong.” Roy tertawa geli..
“Ntar,,ntar ..ntar..maksud Lo,…. Dia…. Bisu??”
tanya andi.
Roy Cuma ngangguk.Andi melihat lagi kerumah gadis
itu.semacam ada kasian dihatinya.Yaah,walaupun dia seorang yang lalai dalam
masalah agama, setidaknya dia bukanlah srigala yang tidak punya belas kasian
kepada orang lain.
“Namanya Asma.dia penjual kue keliling.Dia bisu
sejak kecil.Tapi dia juga pintar menulis bahasa arab juga bahasa
indonesia.kalau Lo mau ngomong ama dia, Lo mesti pake bahasa Isyarat.Kaya
gini..” Roy memperagai gerakan tangan nya.lalu dia tertawa sendiri.
“Sayang banget ya, padahal dia cantik banget..”Andi
seperti terlena dengan kata-katanya.
“heh, kalau Lo mau dekat ama dia.Lo mesti jadi dulu
kaya Uje.”Saran Roy dengan nada ngejek.
“Uje??” tanya Andi.
“Iya, Uje ..Ustadz
Jefry,,ahahhaha…Assalamu’alaikum?? “Roy mengolok-oloki Andi.
“Sialan Lo.”Mereka kemudian berlalu meninggalkan
temapat itu,karena Andi harus menepati janjinya untuk mentraktir
teman-temannya.
Azdan berkumandang lagi.Maghrib menyapa.Semua
aktivitas terhenti.Manusia harus bangkit untuk menemui Robb-nya lagi.Seorang
wanita bangkit dari duduknya, dan bergegas untuk mengambil wudhu.Selesai Wudhu
dia sholat.Dan membaca Al-Quran tanpa lisan.Asma.itulah nama gadis itu.Seorang
wanita usia 23 tahun,yang menderitar bisu. Bisu, tunawicara, atau gangguan
bicara adalah ketidakmampuan seseorang untuk berbicara. Bisu disebabkan oleh
gangguan pada organ-organ seperti tenggorokan, pita suara, paru-paru, mulut,
lidah, dsb. Bisu umumnya diasosiasikan dengan tuli. Dan itulah yang dialami
oleh Asma.Tapi meskipun dia cacat, dia sangat pintar menulis dalam bahasa
indonesia dan arab,Asma ialah gadis yang taat beribadah,senantiasa menutupi
bagian tubuhnya yang wajib ditutupinya, dan ramah kepada siapa saja.Asma memang
terlahir cacat, namun dia tidak pernah merasa tidak sempurna, karena dia
memiliki sesuatu yang belum tentu ada pada wanita lain dizaman sekarang ini,
yaitu keimanan yang kuat kepada Allah,Tuhan semesta alam.
Asma slalu ingin hidupnya berarti bagi siapapun.Dia
juga tidak memilih milih dalam bergaul dengan orang lain.meskipun wanita-wanita
didesa itu umumnya tidak berpakaian sepertinya, namun Asma selalu beranggapan,
bahwa semua itu cukup, yang Maha Kuasa yang menilainya.Seseorang yang saat ini
kita lihat buruk,belum tentu selamanya ia akan buruk,mungkin suatu hari
nanti,dia akan menjadi yang lebih baik dari kita.Dan kita, belum tentu sekarang
baik,dapan mempertahankan apa yang saat ini kita jalani.Karena sesungguhnya,
“mempertahankan itu jauh lebih berat, dari pada mengubah”.Untuk berubah, hari
ini mungkin semua orang bisa, tetapi saat ia mempertahankan perubahan itu,
hanya sebagian kecil yang mampu.Karena keimanan, ibarat grafik yang bisa naik,
dan turun kapan saja.Bukankah Allah sendiri,suka membolak-balikkan hati
manusia.Dia suka menguji kita dengan hal-hal yang mampu menggoyah keimanan hati
kita.Dan tidak sedikit didunia ini, seorang pelacur yang mati diatas
sajadahnya, atau seseorang yang taat mati bunuh diri.karena itu, hiduplah untuk
Allah, jika kita mampu hidup untuk Allah, maka kita mampu menyeimbangi pikiran
kita, bahwa hidup…hanya untuk Allah,dan insya’ Allah, kita tidak akan salah
melangkah,karena tujuan utama adalah Allah.Bukan sekedar ingin dilihat sempurna
oleh manusia, atau ingin sekedar terlihat hebat oleh dunia.
Pagii sudah menyapa.Sinarnya menerangi setiap sudut
belahan bumi yang terkena pancaran sinarnya.Asma sudah siap-siap untuk
berjualan,Semalam selesai membuat kue dengan ibunya, Asma langsung tidur.dan
bangun jam 5 subuh.Memang melelahkan,tapi Asma terlihat senang
melakukannya.Ibunya memberi isyarat..(*kalau uda lelah,pulang aja yaa??).Asma
menganggungkan kepalanya.
Dia melangkah keluar rumah, sepanjang jalan dia
hanya tersenyum,senyum keikhlasan.Tidak ada yang lebih baik bukan dari keikhlasan,Bahkan
Surga juga hanya untuk orang-orang yang ikhlas.Sholat,jika hanya karena orang
tua,maka tidak diterima, berkerudung jika hanya karena tuntutan sekolah, atau
kantor, maka tidak berpahala.begitu juga lainnya.
Asma terus melangkah, menyusuri setiap jalanan
desa.Sementara Andi, terus terdiam teringat akan kata-kata teman-temannya
semalam,saat dia sedang mentraktiri sahabat-sahabat premannya makan bakso.
“Eh, gue denger cewe’ cantik penjual kue itu,kaga’
bisa ngomong ya..”cetus salah satu dari mereka.
“iyaa, kasian banget yaa, untung bukan gua yang
terlahir kayak begitu..hahahha..”ejek satunya lagi sambil tertawa.
Mulai saat itulah, Andi terus dibayangi oleh wajah
Asma.Senyumnya.Tawanya,bahkan diamnya Asma.Wanita itu seakan menyimpan sejuta
cahaya dari setiap tatapan matanya.Entah perasaan apa itu, Andi sendiri sulit
untuk menafsirkannya.Tapi yang pasti, Andi sedikit bergetar hatinya dan rasa
menggebu-gebunya untuk bertemu lagi dengan Asma semakin besar,namun kali ini,
bukan keinginan sekedar menganggu Asma, tapi lebih kepada perasaan hati,bukan
nafsu.Karena itulah, pagi itu Andi menemui Asma,ditempat yang biasa dilewati
oleh Asma.
Asma menghentikan langkahnya saat Andi sudah
berdiri dihadapannya.Andi mengeluarkan secarik kertas.Dan menulisnya.Mereka
komunikasi lewat tulisan.
“Aku Andi”
“Asma”
“Sudah lama berjualan?”
“sejak Ayah ku meninggal”
“Apakah aku boleh bertanya sesuatu?”
“Apa?”
“Tolong ajari aku masalah agama dan arti hidup yang
sesungguhnya.”
“Maaf, saya harus kerja,nanti kesiangan.”
Asma mengembalikan kertas itu Andi.Dia bangkit dan
pergi meninggalkan Andi…
Andi terus memandangi Asma yang berlalu
dihadapannya.Adakah yang tahu apa yang dirasakan oleh lelaki itu.Seorang pria
yang menghabiskan hidupnya selama ini, dengan penuh tingkah laku maksiat.Semua
bentuk kemaksiatan bahkan sudah pernah dia rasakan.Mungkin hatinya benar2
terketuk untuk kembali kepada-Nya.
Siang mulai hadir secara perlahan..suara belum terdengar.Asma berhenti sejenak untuk sekedar melepaskan
lelah.Peluhnya menetes dikening dan mengalir diwajahnya yang putih bersih penuh
cahaya itu.Kecantikan Asma begitu alami.Bukan sekedar kecantikan polesan
kosmetik semata..tetapi juga kecantikan hati dan budipekertinya sangat jelas
melukiskan bahwa air wudhu pada wajahnya selalu menyiraminya.Asma tidak seperti
gadis2 lainnya.Meskipun dia bisu, tetapi dia selalu optimis pada kenyataan
hidup.Mungkin bisu jauh lebih baik bagi seorang perempuan seperti Asma, dari
pada bisa berbicara, tapi lisannya digunakan hanya untuk menghina, memaki atau mengunjingi
orang lain.
Asma menyeka peluhnya.Tiba-tiba iya terkejut dengan
darah yang mengalir dari hidungnya.Darah segar yang menetes perlahan dari kedua
lubang hidungnya.sedikit terasa perih.Darah itu terus menetes hingga mengenai
kerudungnya.Asma cepat2 menyekanya.Dia bergegas pulang kerumah.Setengah
berlari-lari kecil.Ditengah jalan dia bertemu dengan Wati.Sahabat Asma yang
juga tetangganya.
Wati heran melihat Asma yang berlari-lari.Dia
mengikuti Asma dari belakang sampai kerumahnya.
Didepan pintu ibu sudah menunggu Asma.
“Kamu kenapa (*bahasa isyrat)” Tanya ibu.
“Gak tau,tiba2 keluar darah(*bahasa isyarat)”Jawab
Asma.Dia langsung berlari kekamar mandi untuk membersihkan hidungnya.Suara
adzan berkumandang.Asma sekalian mengambil air wudhu untuk sholat dzuhur.
Sementara disebuah warung kopi.Seorang laki2 yang
terkenal sangat ditakuti dan kejam, sedang duduk di kursi sambil menikmati
secangkir kopi panas.Laki-laki yang sedang memikirkan tentang wanita yang baru
dilihatnya tadi.”Dia bisu, dan terlahir dengan begitu berat kekurangannya, tapi
dia begitu meyakini akan kebahagiaan disisi Tuhan, dia sama sekali tidak marah
pada Tuhan, akan kekurangan yang sudah Tuhan berikan,sementara aku…aku
sempurna,,tapi aku begitu membenci Tuhan,hanya karena kedua orang tuaku bercerai,Apakah
aku tidak sudah keterlaluan.Bagaimana jika yang gadis itu alami , aku alami??
Bagaimana,jika seandainya aku lahir cacat dan tidak seperti saat ini?? Apakah
aku terus larut dalam hidup seperti ini??Ah, aku tidak tahu.lalu bagaimana aku
harus merubah hidup seperti ini,menjadi seperti hidup gadis bisu itu??>”
Andi membatin.
Tidak lama waktu terus berlalu..
Detik berganti menit,menit pun berganti jam, dan
jam berganti hari.Sudah beberapa hari ini Andi tidak melihat gadis itu.Yang
tidak lain adalah Asma. Andi tidak tahu harus mencari kemana, selain rumah
Asma.Dan sore itu dia memutuskan untuk mendatangi rumah Asma.Dan saat dia sudah
sampai didepan pintu rumah Asma,dia mengetuk perlahan.Dan terdengar suara orang
berjalan membukakan pintu.Setelah pintu dibuka,ibu Asma sangat terkejut melihat
Andi berdiri didepannya.
“Ada apa yaa??”
“Mhm,,,Asma ada tidak?” Andi berbalik bertanya.
“Maaf ya mas, tolong jangan ganggu anak saya, dia
sedang sakit.Saya mohon,jika anak saya ada salah,tolong dimaafkan,” Ibu Asma
sedikit memohon.Andi heran dibuatnya.Niat kedatangannya hanya ingin bertemu
baik2 siapa yang mau menyakiti?? Pikirnya.Mungkin karena pakaiannya,sehingga
ibu Asma menjadi takut.
“Tidak bu, saya datang kesini,Cuma mau jumpa sama
Asma aja kok,gak ada niat macem2,,suer deh..”Jawab Andi meyakini ibu asma.
Ibu Asma menatap Andi dalam-dalam.Tampaknya wanita
tua itu sedikit tidak yakin akan jawaban Andi.
“Baiklah,,tunggu sebentar ya..”kata Ibu Asma.
Andi duduk didipan didepan rumah Asma.Tidak lama
Asma keluar.Wajahnya sangat pucat sekali.Andi sangat terkejut
melihatnya.Wajahnya, hampir menyamai warna kerudungnya.Dia memakai jilbab
biru.dan kerudung putih.Asma duduk disamping Andi didampingi oleh ibunya.Andi
mengeluarkan sebuah buku.Kemudian dia menulisnya.
*Aku mau belajar sesuatu darimu,boleh tidak??
Andi memberinya kepada Asma.Lalu Asma melihat
kepada Andi.Dan menulis juga dibuku itu.
*Apa yang mau kamu pelajari dari aku??
Asma balik bertanya.Andi menulis lagi.
*Tentang agama Islam.Aku sudah lupa banyak tentang agama
,sejak kedua orang tuaku bercerai.
*Kenapa tidak belajar kepada ustadz saja.Ilmu agama
saya masih sedikit.
*Karena aku melihat pintu aku untuk kembali itu ada
didirimu.aku tahu,mungkin aku tidak pantas untuk meminta ini darimu.Tapi apakah
jika ada orang yang meminta kebaikkan dari kita, maka kita menyuruhnya untuk
mencarinya dari orang lain.?? Tapi jika kamu tidak mau,yah,,tidak apa.
*Lalu aku harus bagaimana??
*Ajari aku untuk menjadi muslim yang
semestinya.Bagaimana??
Asma melihat kepada Ibunya.Ibunya menganggungkan
kepala.Dan mengatakan kepada Andi.
“Maaf ya, tapi apa kamu ini gak merasa kesulitan
belajar dengan dia.Dia ini tidak bisa berbicara .Jika kamu tidak bisa bahasa
isyarat,yah,,seperti ini,kamu harus berkomunikasi secara tulisan dengannya.”
“Tidak masalah bu, lagian saya juga lama lama akan
mengerti cara berbicara dengan bahasa isyarat.
“Tapi..kenapa harus dengan Asma ya, kamu minta
diajarkan masalah agama?”
“Karena saya merasa ,Cuma Asma yang mengerti
tentang saya.Pertama saya lihat dia,saya merasa seperti ada perasaan yang
berbeda dihati saya.dan sejak melihat Asma, saya merasa sadar bahwa saya
sepertinya sudah menjadi manusia yang melampaui batas.Saya tidak ada niat apa2
kok bu, ini saya lakukan semata2 hanya karena saya ingin tahu, apa yang membuat
Asma bisa begitu optimis dalam menerima hidupnya.Sedangkan saya yang sempurna
saja,tidak bisa melakukannya.”Jelas andi.
Ibu Asma melihat asma yang terus menunduk,dan
mengelus eluskan tangannya dikepala Asma.Ada sedikit kebanggaan dihati wanita tua
itu.Dia merebahkan kepalanya kesamping kepala Asma.Dan menangis.Asma yang tidak
dapat mendengar apa2,hanya tersenyum senyum saja.
“Sejak usia 14 tahun, asma sudah ditinggalkan oleh
ayahnya.Dan sejak itulah ibu tahu bahwa Asma memiliki jiwa yang besar.Tidak
sedikitpun dia menangisi kepergiaan ayahnya.Dia justru menguatkan ibu yang
terus tidak dapat menahan air mata.Adik2nya saat itu masih kecil-kecil dan ibu
tidak tahu harus membiayai kehidupan kami seperti apa.Sejak itu, Asma mulai
berjualan .Dia tidak pernah mengeluh sedikitpun.Dia juga tidak pernah lalaikan
kewajibannya sebagai seorang muslimah.Ibu tidak pernah mengajarinya
berkerudung, tapi ibu juga tidak tahu dari mana ia tahu, akan kewajiban seorang
muslimah menutup auratnya,dia juga belajar membaca dan bahasa Arab disurau
bersama guru ngajinya sejak kecil.Dia anak ibu yang sangat ibu banggakan.”
Cerita ibu Asma tentang putri kebanggaannya.
Andi semakin tersentuh hatinya,”Di ujung desa
seperti ini,masih ada sebongkah permata hidup rupanya.Seorang gadis muslimah
yang sangat sholehah.Sementara,sejak ia tinggal dikota besar banyak wanita
cantik yang menggairahkan,tetapi tidak dapat menyejukkan hati jika dilihat,Tapi
Asma,dia sangat berbeda,Dia sangat luar biasa.Dia bidadari dunia.Meskipun dia
terlahir tanpa Lisan,tapi dia sudah berbicara dengan hidayah yang ia ketuk
kepintu tang sudah lama tidak terbuka oleh ku”.Andi membatin lagi…
Mulai saat itulah, Andi terus
mempelajari tentang apa yang diajari oleh Asma, seperti Sholat dengan sempurna
, dan cara bergaul dengan sesama.Andi sempat menanyakan kepada Asma, kenapa
Asma selalu tersenyum sekalipun dalam keadaan lelah.Dan Asma mengatakan
bahwa…Rasulullah senantiasa mengajari kita untuk memberikan ekspresi wajah
terbaik kepada saudara-saudara kita yaitu seperti senyuman, dan juga senyum itu
adalah sedekah…
Andi juga mulai meninggalkan kebiasaan buruknya
mabuk-mabukan ,berjudi, atau mengganggu orang lain.Dan saat semua itu ia
tinggalkan, seperti ada satu kesejukkan didalam batinnya.Hidupnya seakan penuh
dengan butiran salju.Apa yang didengar,dilihat olehnya semua mengingatkannya
kepada Allah, baik itu sesuatu yang indah, maupun sesuatu yang tidak
indah.Allah Maha Pencipta segalanya.Termaksud Allah sudah menciptakan seorang
hamba-Nya yang begitu indah bak bidadari Surga yang digambarkan didalam
Al-Quran, bermata bening dan terjaga kesuciannya,,tidak pernah disentuh oleh
manusia juga tidak jin..begitu firman Allah.
Saat ini, Andi sudah berdiri didepan Asma.Asma
mengeluarkan sebuah buku seperti biasa..lalu dia menulis dibuku itu.
*Asma mau bertanya sesuatu,boleh?
Andi mengambil buku itu lalu tersenyum.
*Tentu.Apa itu?
Asma menulis lagi.
*Kak Andi berubah untuk siapa?
*Maksudnya??
*Maksudnya..Kak Andi Berubah karena apa??
*Karena kakak tersentuh dan ingin seperti Asma..
Asma menggelengkan kepalanya..
Andi mengerutkan keningnya.Dia merasa heran,mengapa
Asma menggelengkan kepalanya.
ASma menulis lagi.
*Jadi kakak berubah karena Asma??
Gadis cantik itu kembali bertanya.Andi
tersenyum.dan mengangguk.
Asma menulis lagi..
*Sekarang Asma tanya,jika semisalnya suatu hari
nanti Asma pergi dari hidupkakak,yaitu pergi dan tidak untuk kembali lagi,apa
kakak akan kembali seperti dulu lagi???
Andi terdiam.Dia melihat Asma.Gadis itu kembali
membuat dia terpukau,tapi kali ini terpukaiu dalam kecemasan dan ketidak
relaan,bagaimana kalau itu terjadi.
Andi menulis.
*Kenapa Asma berkata seperti itu..??
*Kak..jika kita ingin sesuatu yang ada pada diri
dan hidup kita, landaskanlah semua itu karena Allah semata.Jika kita melandaskannya
kepada yang selain Allah maka semua itu akan sinar seiring dengan sirnanya
landasan kita itu.Asma mau,,kakak melandas semua perubahan didalam diri kakak
karena Allah semata bukan karena kakak kagum pada seseorang atau teropsesi pada
sesuatu.
Andi terdiam lagi.Andi hanya dapat mengangguk kan
kepalanya.Asma memang luar biasa.pikirnya.
Cuaca siang itu masih sama seperti hari hari yang
dulu.Panas, gersang.Dari jauh terlihat seorang wanita berjalan dengan membawa
sebuah kerangjang. Peluh membasahi wajahnya yang bercahaya.sekali-kali iya
menyeka keringatnya dengan kerudungnya. Tapi saat yang kesekian kalinya ia
menyeka peluhnya dengan kerudungnya, ia melihat kerudungnya merah ..Asma sangat
terkejut,tampaknya cuaca panas telah membuat wanita itu mimisan lagi.Asma
sedikit heran, mengapa akhir-akhir ini dirinya sering sekali mengeluarkan darah
segar dari hidung.Perih dan seperti menyesakkan dada.
Asma terus melangkah.Kumandang azan sudah
terdengar.Waktunya semua umat muslim yang waktu sholatnya telah tiba untuk
bangkit dari duduknya menghadap kepada Sang Rahman.Dari suatu masjid, terdengar
kumandang suara azan.Suara muazin itu seperti dikenali oleh semua penduduk
desa.Orang-orang yang ada diwarung kopi, Roy sahabat masa maksiatnya
Andi.Petani-petani desa.Wanita dan ibu2 yang sedang memasak didapur, semua
seakan terpukau pada suara muazin,lantunan setiap lafaz azannya begitu
menyentuh.Asma yang tidak bisa mendengar apapun terus berlalu melewati masjid
yang sedang mengumandangkan azan nan merdu itu.Dia tidak dapat mendengar
apa-apa.Dan dia juga tidak dapat mendengar bahwa yang azan itu tidak lain
adalah Andi.Seorang preman yang insaf sejak mengenal sosok dirinya…Akankah
semua dapat didengarnya, sekalipun dengan hati.Tapi sayang,,tidak sama sekali.
*Kamu sudah pulang??Ya ampun kamu mimisan lagi.
Kata ibunya sesampainya Asma dirumah.Dengan bahasa
isyarat.
Asma hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum
pada ibunya.Dia memberikan ibunya hasil berjualan.Hari ini dagangannya laris
semua.Ibu mengambil uang dari Asma,dan memeluknya.Ibu juga menyuruh Asma untuk
membersihkan pakaiannya yang terkena darah.
Iqamah sudah terdengar,,,saatnya orang-orang sholat
berjama’ah.Andi berdiri disaf paling depan dibelakang imam.Dengan pakaian
sholatnya berwarna putih dan celana hitam.Tidak ada lagi rante-rante dan anting
ditubuhnya sejak Asma melarangnya untuk mengenakan arsesoris wanita,Asma
mengatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda,bahwa Allah melaknat laki-laki yang
menyerupai wanita, atau wanita yang menyerupai laki-laki.Misalnya laki-laki
memakai gelang, anting dan sebagainya yang merupakan perhiasan wanita,dan
wanita yang seperti laki-laki.misalnya wanita yang tidak menutup aurat.Memakai
jeans , celana ketat, baju oblong keluar rumah atau didepan yang bukan
mahramnya.Dan berkelakuan seperti laki-laki.Asma benar-banar sudah menjadi
jalan hidayah masuk kedalam kehidupan Andi.Sekalipun Hidayah itu,,tanpa lisan.
Sementara itu dirumahnya Asma keluar dari kamar
mandi dengan sangat lesu.Kepalanya terasa berat,Ibu melihat asma berjalan
tergopoh-gopoh..
“Kenapa nak, ??”tanya ibunya.Ibu Asma sudah
tua,tidak sanggup lagi menahan Asma yag semakin rebah ketubuhnya.Merekapun
jatuh didepan pintu kamar mandi.Ibu Asma terus memanggil Asma.Tapi Asma tidak
kunjung bangun.Ibunya menangis sejadi-jadinya, sambil terus menggoyang
goyangkan tubuh Asma yang sudah mulai mendingin.Wajahnya mulai pucat.Air
wudhunya masih terasa dingin ditubuhnya.Ibu menyadari semua perubahan itu pada
putri kebanggaannya,Kedua adik Asma duduk didekat ibu mereka.Ibu Asma menyentuhkan
jari telunjukkan ke hidung Asma dengan perlahan.Tidak ada lagi helaan nafas,dia
meraba dada Asma,tak ada detankan,terakhir ibunya menyadari,bahwa Asma sudah
pergi kembali kepada Allah.
“Asmaaaaaaaaaaaaaaa……” jerit ibunya.
Wati sahabat Asma yang kebetulan lewat dekat rumah
Asma,mendengar jeritan itu dan mendatangi rumah Asma.Dia sangat terkejut
melihat Asma sudah tergeletak pucat dipangkuan ibunya.Airmata Wati jatuh
mengalir deras.Sahabat terbaiknya sudah pergi.Pergi untuk menemui kehidupan yang
sejati.Adakah yang lebih indah daripada bertemu Tuhan??Mungkin jawaban “Tidak”
hanya dimiliki oleh orang2 seperti Asmalah..
Wati berlari keluar rumah Asma.Dia melihat
orang-orang yang sudah mulai keluar masjid.
“Tolong….toloooongg..”jeritnya.
Orang-orang melihat kearahnya.Lalu salah satu dari
mereka bertanya kepadanya mengapa dia berlari-lari.Wati menceritakan semuanya
kepada orang-orang tentang Asma.Andi yang juga mendengar hal itu, langsung
berlari menuju rumah Asma.Sesampainya disepan pintu rumah Asma.Andi sudah
meneteskan Airmata.Seseorang sedang terbaring rapi diatas dipan,kepalanya
dibaluti ketudung putih.Tubuhnya ditutupi kain panjang.dan wajahnya di tutupi
selendang putih transparan.Andi mendekatinya dengan berjalan perlahan.Lalu
membuka selendang itu.Ibu Asma masih menangis..kedua adiknya juga menangis.Andi
masih terdiam tanpa kata.Dia melihat ibu Asma dan adik-adiknya. Kemudian dia
terduduk menyentakkan tubuhnya didipan.Lalu menengadahkan kepalanya
kelangit.dari jauh dia melihat orang-orang berjalan seakan begitu pelan.Waktu
seakan tidak bergerak lagi.Detik seperti terhenti.Dari jauh dia melihat
Asma…dengan gamis putihnya,dan kerudung putihnya…tersenyum…Andi bangkit,dan
membalas senyum itu…
“Kamu mau kemana???..”tanyanya pada Asma…tapi kali
ini dia tidak lagi hanya tersenyum,tapi dia berbicara.
“Asma mau pulang kakak, Allah uda manggil
Asma.Nanti kita bertemu disana lagi ya kakak.Asma akan tunggu kakak.Asma pergi
ya kakak.Assalamu’alaikum”…
“Wa’alaikum salam”.Andi tersenyum.
TAMAT.